
Saya bukanlah jenis manusia yang suka berlama-lama menghabiskan detik saya di luar rumah. Saya juga bukan jenis manusia penyembah kopi yang akan rela menghabiskan detik saya untuk bercuap-cuap mengomentari peminum kopi lainnya ketika melihat mereka mencampur tiga sendok gula ke dalam kopinya. Saya hanya manusia biasa-biasa. Setidaknya sampai sini saya berani mengklaim diri saya sebagai jenis manusia apa.
Beberapa saat yang lalu, saya berhasil juga mengunjungi coffee shop satu ini. Semua lingkup pertemanan saya sudah sering sekali woro-woro tentang tempat satu ini. Apalagi setelah saya datang sendiri mengunjungi tempat bernama Epic Coffee and Epilog Furniture ini, baru saya berani bilang bahwa sangatlah pantas jika Anda ingin memiliki pengalaman mengopi (imbuhan me- mengandung makna minum, red) sambil duduk di tempat yang tidak terasa sekali njawani-nya. Mengingat ini Yogyakarta, kota yang sedang diuji oleh proses akulturasi.
Beralamat di Jalan Palagan, tepatnya di samping Utara Mirota Kampus (?), tidak cukup tersembunyi, pula nampak kilas mata. Tampak luar, Epic Coffee semacam tempat asing nan aneh yang tidak mencirikan dapat dimasuki oleh rakyat sipil. Maafkan bualan saya, tapi coba nilai sendiri:

Ketika masuk ke dalam, kesan nyaman dan hangat yang saya dapat:




Ya begitulah. Jika Anda penasaran daftar menunya, ini sempat saya fotokan. Saya sudah minta izin kepada masnya untuk mengambil gambar dan mem-post ke media sosial. Jadi saya harap ini aman.















Jika Anda main ke Yogyakarta, tidak ada salahnya berkunjung ke tempat non-kantung pelajar satu ini. Mari mengopi.
